Pengakuan Pembunuh Ardhie Nur Aswan Driver Go-Car Pekanbaru

Pengakuan Pembunuh Ardhie Nur Aswan Driver Go-Car Pekanbaru
Ardhie Nur Aswan semasa hidup dan rongsokan mobil yang dikendarainya yang ditemukan aparat kepolisian di Tanah karo, Simalungun.

HARIANRIAU.CO - Polisi akhirnya berhasil membongkar modus dan pelaku pembunuhan terhadap sopir Go-Car Ardhie Nur Aswan (22). Setidaknya, empat dari enam orang yang diduga terlibat dalam aksi keji tersebut berhasil ditangkap dari beberapa lokasi.

Terungkapnya para pelaku hanya berselang beberapa saat bersamaan dengan penemuan barang bukti mobil Suzuki Ertiga BM 1654 NV warna putih yang dilaporkan hilang bersama sang sopir.

Ada pun dua orang pelaku lainnya, sampai saat ini masih dalam proses pengejaran aparat kepolisian. 

Dari informasi yang berhasil dihimpun di Mapolresta Pekanbaru, personel Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) menangkap empat orang diduga pelaku pembunuhan dan perampokan terhadap Ardhie. 

''Ya, sudah kita tangkap empat orang, dua orang lainnya masih dalam proses pengejaran,'' kata kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol. Susanto, Senin (27/11/2017) petang tadi. 

Dijelaskan dia, pelaku dari pembunuhan terhadap Ardhie Nur Aswan ada enam orang. Namun yang berhasil ditangkap ada empat orang.Dua orang lainnya masih dalam pengejaran.

Lamanya pengungkapan kasus ini dikarenakan karena pelaku menyebar di beberapa tempat.

''Jadi ada yang ditangkap di Simalungun, di banten, ada juga yang di Pekanbaru dan ada yang di daerah lain di Sumatera Utara,'' kata papar dia. 

Selain menangkap empat terduga pelaku, poliswi juga sudah mengamankan mobil yang diambil dari korban pasca pembunuhan. 

Mobil tersebut, dikatakan Kapolresta, ditemukan di dalam jurang  di daerah Tanah karo, Sumatera Utara. 

Saat ditemukan, mobil tersebut sudah rusak parah dan remuk. 

Hampir seluruh bagiannya remuk dan hancur sehingga nyaris tak berbentuk.

Mobil yang digunakan sebagai armada Go-Car tersebut sengaja dijatuhkan ke jurang untuk menghilangkan jejak para pelaku. 

Dari keterangan sejumlah pelaku dari pemeriksaan awal, disebutkan kalau mobil tersebut memang sengaja di buang ke jurang. 

Sementara disinggung tentang bagaimana korologis pembunuhan terhadap Ardhie, Kapolresta mnyebutkan kalau korban, Ardhie Nur Aswan dibunuh di Pekanbaru. Selanjutnya, mayatnya dibuang di KM57 Kandis-Samsam.

''Ya, jadi pembunuhannya di Pekanbaru, jasadnya di buang di Siak,'' ujarnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Ardhie Nur Aswan dilaporkan hilang pada 23 Oktober 2017. 

Informasi terakhir yang diterima kepolisian dari pihak keluarga, Ardhie hilang setelah menerima orderan dari seseorang dengan alamat di jalan Riau Pekanbaru pada Ahad, 22 Oktober 2017 malam.

Ardhie  berangkat dari rumahnya di Perumahan Delima Puri, Jalan Delima, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan Pekanbaru dengan mengendarai mobil merk Suzuki Ertiga warna putih dengan nomor polisi BM 1654 NV.

Semenjak itu, Ardhie tak lagi bisa dihubungi dan dia tak pernah kembali. Keluarga yang risau kemudian melaporkan kepada aparat kepolisian pada 23 November 2017.

Pasca laporan kehilangan, seluruh rekan-rekannya sesama armada Go-Car melakukan upaya pencarian dengan menggunakan komunikasi GPS yang bersumber dari ponsel korban.

Terakhir sekali terdeteksi korban berada di Jalan Air Hitam, kelurahan Marpoyan Damai Pekanbaru. 

Akhirnya, setelah melakukan pencarian, ponsel korban, jenis Iphone ditemukan di daerah Air Hitam, namun pemilik dan mobil yang digunakan tidak ditemukan.

Iphone itu pun ditemukan dalam kondisi sudah rusak parah dan hancur diduga dirusak oleh pelaku. 

Pada tanggal 7 November 2017, aparat kepolisian di Kandis, Siak melaporkan warga menemukan tulang belulang dan tengkorak di KM 57 kandis-Samsam.

Info tentang Ardhie kembali ramai dibicarakan setelah warga di KM57 kandis-Samsam kabupaten Siak menemukan tengkorak manusia sudah dalam kondisi hancur di dalam areal perkebunan.

Tidak jauh dari tengkorak itu, warga menemukan pakaian, yakni celana levis, baju kaos. 

Di lokasi penemuan tengkorak dan kerangka manusia itu, juga ditemukan tali putih kekuningan diduga bekas untuk mengikat tubuh korban kerangka manusia.

Tak berapa lama setelah dilakukan identifikasi, sempat santer disebutkan kalau kerangka itu adalah Ardhie Nur Aswan.

Untuk memastikannya, jenazah yang sudah jadi tengkorak tak berbentuk lagi itu dibawa ke RS Bhayangkara Kepolisian di Pekanbaru. 

Saat itu, keluarga korban yakin kalau itu mayat Ardhie setelah melihat baju dan celana.

Bukti sekunder kepemilikan pakaian yang diduga adalah milik korban tidak cukup untuk memastikan itu adalah jenazah Ardhie.
Akhirnya aparat kepolisian membawa sampel DNA mayat ke Labfor jakarta untuk dilakukan uji DNA dari sumsum tulang dan gigi.

Baru kemudian pada 13 November 2017 Kapolres Siak Kombes. Pol.Barliansyah umumkan kecocokan DNA Ardhie Nur Aswan dengan sampel DNA ibunya.

Semenjak itu aparat kepolisian fokus melakukan pelacakan terhadap mobil milik korban.

Sumber: riausky

Halaman :

Berita Lainnya

Index